Welcome to my blog ➡ Hanimasnurhutama.blogspot.com

Kamis, 28 Maret 2013

CANDI MORANGAN



SALAH satu candi hindu kuno di DIY yang tak terlalu diekspos adalah Candi Morangan di dusun Morangan,  Desa Sindumartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Letaknya berada sangat dekat dengan Kali Gendol, yang berada sekitar 100 meter sebelah timurnya. Candi ini adalah candi paling utara di DIY yang juga candi yang paling dekat dengan Gunung Merapi.

Menurut perkiraan, candi ini dibangun pada sekitar abad ke-9 dan ke-10 pada masa Kerajaan Mataram Kuno, yaitu sezaman dengan pembuatan candi-candi Hindu lain, seperti Candi Prambanan. Pada saat ditemukan pada tahun 1982, candi ini terpendam 6,5 meter di bawah tanah. 

Kini bangunan utama candi tersebut berada di cekungan tanah yang dipenuhi air. Dengan demikian, candi ini terlihat unik karena seperti berada di tengah kolam. Terlebih dengan adanya berbagai ikan yang berenang mengitarinya.

Walaupun sampai sekarang belum sepenuhnya selesai dipugar, kompleks reruntuhan candi ini mempunyai dua buah bangunan candi: candi induk dan candi perwara yang semua berbahan batu andesit. Pada kompleks Candi Morangan ini juga ditemukan yoni dan arca resi serta sejumlah arca lain di dalam relung-relung candi. 

Candi induk menghadap ke barat, berbilik satu dan berdenah bujur sangkar berukuran 7,95 m x 7,95 m serta mempunyai selasar selebar 90 m. Profil candi tersebut terdiri atas sisi genta, belah rotan, bingkai persegi, serta takuk ganda. Sementara candi perwara menghadap ke timur, berdenah bujur sangkar berukuran 4 x 4 meter.

Secara lengkap candi induk terdiri atas kaki, tubuh serta atap candi. Pembagian tersebut dalam agama Hindu melambangkan tiga alam yaitu bhurloka, bhuwarloka, dan swarloka.

Candi ini mempunyai banyak relief yang dipahatkan pada batang kaki maupun tubuh candi, terletak antara perbingkaian atas dan perbingkaian bawah. Satu hal yang membedakan Candi Morangan dengan candi-candi lain adalah terdapatnya satu panel relief yang diperkirakan merupakan bagian dari cerita Tantri Kamandaka. Relief tersebut mengisahkan fabel tentang seekor harimau yang tertipu oleh seekor kambing. Hal ini cukup istimewa karena selama ini relief tersebut biasanya hanya ditemukan pada candi berlatar belakang agama Buddha.

Bentuk bangunan utama Candi Morangan ini belum tersusun utuh, sehingga bentuk bangunan asli belum dapat dilihat sepenuhnya. Meski begitu, pengunjung bisa mengamati relief-relief yang tidak kalah menariknya. Terdapat enam relief unik yang terdapat di reruntuhan dinding candi ini.

Pertama, terdapat relief dua laki-laki mengapit tumpukan bunga-bungaan. Relief ini menggambarkan salah satu adegan dalam upacara keagamaan. Bunga merupakan salah satu unsur penting dalam pemujaan agama Hindu.

Kedua adalah relief dua wanita mengapit kendi besar dengan membawa kendi-kendi kecil. Relief ini menggambarkan salah satu adegan dalam upacara keagamaan. Kendi adalah tempat air suci yang dianggap dapat membersihkan noda dan dosa.

Ketiga adalah dua wanita menunggang gajah. Relief ini menggambarkan dua orang wanita menunggang gajah. Gajah adalah binatang istimewa karena pada zaman dulu hanya seorang raja yang boleh memilikinya sebagai simbol kemegahan kerajaan. Sedangkan keempat adalah relief tiga orang resi membawa lontar pustaka (kitab suci) dan uptala (teratai biru). Sementara yang kelima adalah relief kepala Resi Agastya dalam relung. 

Relief ini merupakan hiasan yang biasa terdapat pada bagian atap candi yang juga terdapat di Candi Gebang. Sedangkan yang keenam adalah relief ayam jantan disangga gana. Gana, atau sering juga disebut Shiwaduta,  adalah makhluk kecil pengiring Shiwa. Sedangkan ayam jantan melambangkan kekuatan, keberanian dan kesuburan. Selain itu dalam kehidupan keagamaan, ayam sering digunakan sebagai hewan korban.

Hasyim, penjaga di kawasan tersebut menerangkan,sisi utara, barat, dan selatan tubuh candi memiliki memiliki relung yang berisi arca. Semuanya telah diamankan oleh kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta. 

"Tak jauh dari sini, di sebelah timur Kali Gendol juga terdapat penemuan candi lagi. Namun karena ada aktivitas penambangan pasir, justru ditimbun lagi," ujarnya. (Den)

Sumber : Krjogja

0 komentar:

Posting Komentar